PKS Gabung Koalisi Golkar dan PAN di Pilwali Makassar? Irman-Zunnun Dinilai Diusung Koalisi Kuat

oleh -1,778 views
oleh
Irman Yasin Limpo dan Andi Zunnun Armin NH (IMUN)

UPDATESULSEL- Menguatnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan bergabung untuk berkoalisi dengan Partai Golkar, dan PAN mengusung pasangan bakal calon Walikota dan wakil Walikota Makassar, Irman Yasin Limpo -Andi Zunnun Armin NH (IMUN) pada Pemilihan Walikota (Pilwali) Makassar, Desember tahun 2020, akan dinilai menjadi koalisi kuat memenangkan Pilwali Makassar.

Pakar ilmu komunikasi dan ilmu politik Universitas Hasanuddin (UNHAS), Sukri menjelaskan nantinya koalisi Golkar, PKS, dan PAN akan menjadi koalisi kuat untuk mengantar pasangan ‘IMUN’ sebagai pemenang pada pelaksanaan Pilwali Makassar.

“Jika PKS jadi bergabung dengan koalisi Golkar dan PAN, terlepas dari kandidat yang diusung, maka ha ini berarti ada dua partai politik yang punya basis massa yang cukup kuat bersatu merapatkan barisannya. Selama ini Golkar merupakan partai yang mendominasi konfigurasi peta politik di sulawesi selatan termasuk makassar. Artinya jika mesin partainya nantinya betul-betul bekerja maksimal maka dukungan partai ini akan cukup signifikan pada potensi suara kandidat yang diusung,” kata Sukri, Senin (20/7/2020).

Sukri menyebutkan PKS memiliki basis-basis yang militan dalam setiap kontestasi politik. Hal ini tentu akan mendongkrak kemenangan pasangan ‘IMUN’ di Pilwali Makassar.

“Adapun PKS, selama ini dikenal sebagai parti dengan basis massa yang solid dan militan dalam kerja-kerja politiknya di masyarakat. Jika mereka menudkung kandidat tertentu maka paling tidak PKS sudah akan menyumbang minimal soliditas kadernya selama ini dan tentu saja kerja-kerja mesin partainya dalam mendukung. Hal ini juga harus diperthitungkan sebagai basis kekuatan bagi kandidat yang akan didukung. Dengan kondisi ini maka upaya untuk memaksimalkan potensi kekuatan yang dimiliki dua partai tersebut,” ungkap Sukri.

Dari sisi PAN, Sukri menjelaskan PAN selama ini memberikan hasil politik di kota Makassar yang cukup memuas. Dan PAN cukup diperhitungkan beberap partai politik disetiap perhelatan politik di kota Makassar.

“Ditambah kekuata PAN yang selama ini juga ikut memberi warna pada peta politik di Makassar, akan bergantung pada kandidat dan tim suksesnya nantinya. Artinya kandidat yang didukung sudah memiliki potensi kekuatan tinggal bagaimana memaksimalkan potensi tersebut,” ungkap Sukri.

Sementara pakar politik UNHAS lainnz, Ali Armunanto menegaskan, koalisi Golkar, PAN, dan PKS adalah koalisi yang menakutkan bagi lawan koalisinya untuk merebut kemenangan di Pilwali Makassar. Sebab, basis suara ketiga partai tersebut dikenql militan pada setiap perhelatan politik di Kota Makassar.

“Saya rasa koalisi ini akan menjadi salah satu poros politik kuat di Pilwali Makassar, kekuatan Golkar dan PAN tidak bisa dipandang remeh, begitupun dengan PKS. Saya rasa jika ketiga partai ini mampu menggerakkan potensi pendukung mereka, saya rasa koalisi ini akan berbahaya. Namun dengan catatan jika partai- partai ini benar benar bekerja, bukan hanya sekedar menjadi kendaraan politik,” jelas Ali Armunanto. (wan)