Hardiknas 2023, DPR: Pendidikan Indonesia Banyak Masalah

oleh -38 views
oleh

UPDATESULSEL.NEWS – Anggota DPR RI, FPKS Fahmy Alaydroes menilai, pendidikan nasional Indonesia masih banyak masalah dan masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga.

Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diperingati setiap 2 Mei setiap tahunnya di Indonesia, dianggap sebagai momen penting untuk merefleksikan kondisi pendidikan di Indonesia.

“Sebagaimana amanah UUD 1945, pasal 31 ayat 3 yang mewajibkan pemerintah untuk menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, masih jauh dari harapan,” ujar Fahmy Alaydroes dalam keterangan yang disampaikan kepada media di Jakarta, Selasa 2 Mei 2023

Fahmy Alaydroes menyoroti beberapa permasalahan yang masih berkelindan, kusut, dan gaduh di seputar penyelenggaraan pendidikan nasional Indonesia. “Pendidikan nasional kita masih banyak masalah, masih tertinggal. Berbagai permasalahan di seputar penyelenggaraan pendidikan terus saja berkelindan, kusut, dan gaduh,” ujar Fahmy.

Beberapa permasalahan yang disoroti oleh Fahmy Alaydroes antara lain adalah persoalan rekrutmen dan pengadaan guru yang merata ke seluruh wilayah Indonesia, belum lagi persoalan kompetensi dan kesejahteraan mereka.

“uru merupakan pilar utama untuk penyelenggaraan pendidikan,” sambung dia.

Selain itu, persoalan pendidikan nasional semakin runyam dengan perubahan kurikulum yang tidak direncanakan secara seksama dan bersama. Guru yang tidak cukup dan tidak siap menghadapi perubahan kurikulum menjadikan proses pembelajaran tidak optimal bahkan kehilangan arah dan fokus.

Fahmy Alaydroes anggota DPR RI dari Dapil Kabupaten Bogor ini juga menyoroti pemerataan perbaikan pendidikan nasional yang menjadi bertambah runyam. Kondisi akses serta sarana dan prasarana sekolah yang masih banyak yang rusak dan tidak layak turut memperparah masalah tersebut. Lemahnya koordinasi dan kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta pihak masyarakat swasta penyelenggara pendidikan menjadi salah satu sebab kegagalan tata kelola pembenahan pendidikan nasional kita.

“Kini, mutu pendidikan nasional kita merosot, tertinggal lumayan jauh dari negara-negara tetangga. Minat dan kemampuan membaca kita rendah, kemampuan numerasi/sains kita juga rendah, tambahan pula pendidikan karakter/moral, hanya sebatas jargon saja. Profil pelajar Pancasila, kenyataannya tidak jelas, tidak terarah!” ujar Fahmy Alaydroes.

Dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional ini, Fahmy Alaydroes menyebarkan semangat dan harapan. Dia menekankan bahwa PKS siap untuk memperbaiki pendidikan nasional sebagai Panglima Pembangunan untuk menjadikan Indonesia Bermartabat. (*)