Utang Luar Negeri Indonesia Naik Lagi, Nyaris Rp6.000 Triliun

oleh -168 views
oleh

UPDATESULSEL.NEWS – Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2021 tumbuh 2,7 persen ke USD423,5 miliar atau Rp5.995 triliun (Kurs Rp14.155 per USD acuan JISDOR BI). Utang ini tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 1,7 persen (yoy).

Kepala Grup Departemen Komunikasi BI Muhamad Nur mengatakan, ULN Indonesia Agustus 2021 tetap terkendali. Perkembangan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan ULN sektor Publik (pemerintah dan Bank Sentral).

“ULN pemerintah tumbuh lebih tinggi dibandingkan sebelumnya,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis, 15 Oktober 2021.

Posisi ULN Pemerintah di bulan Agustus 2021 sebesar USD207,5 miliar atau Rp2.937,16 triliun. Besaran tersebut tumbuh 3,7 persen (yoy), sedikit meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya 3,5 persen (yoy).

“Perkembangan ULN tersebut disebabkan oleh masuknya arus modal investor asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) seiring berkembangnya sentimen positif kinerja pengelolaan SBN domestik,” ujarnya.

Sementara itu, lanjutnya, posisi ULN Pemerintah dalam bentuk pinjaman tercatat mengalami penurunan. Seiring pelunasan pinjaman yang jatuh tempo sebagai upaya untuk mengelola ULN.

“Pemerintah terus berkomitmen mengelola ULN Pemerintah secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas,” ujarnya.

Adapun belanja prioritas antara lain mencakup sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,8 persen dari total ULN Pemerintah), sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (17,2 persen), sektor jasa pendidikan (16,4 persen), sektor konstruksi (15,4 persen), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (12,5 persen).

“Posisi ULN Pemerintah aman karena hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN Pemerintah,” ujarnya.

Sementara itu, posisi ULN Bank Sentral pada bulan Agustus 2021 mengalami peningkatan sebesar USD6,3 miliar menjadi USD9,2 miliar. Peningkatan ini berasal dari alokasi Special Drawing Rights (SDR) yang didistribusikan oleh IMF pada Agustus 2021 kepada seluruh negara anggota, termasuk Indonesia, secara proporsional sesuai kuota masing-masing.

Sedangkan ULN Swasta pada Agustus 2021 mengalami kontraksi 1,2 persen (yoy) tercatat sebesar USD206,8 miliar. Besaran ini menurun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar USD207,4 miliar.

Penurunan ini, setelah pada periode sebelumnya tumbuh relatif stabil. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh kontraksi pertumbuhan ULN lembaga keuangan sebesar 6,0 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 5,0 persen (yoy). Selain itu, pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan mengalami perlambatan dari 1,4 persen (yoy) pada Juli 2021 menjadi sebesar 0,1 persen (*)