UPDATESULSEL- Beberapa hari terakhir bakal calon Walikota Makassar, Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto (DP) dinilai terlalu berlebihan dengan menggunakan pikirannya. Sebab video via zoom dinilai berbagai kalangan merendahkan petinggi partai NasDen, dimana itu adalah partainya sendiri.
Pakar ilmu politik Universitas Hasanuddin (UNHAS), Sukri menjelaskan seharusnya, DP memperhatikan konsekuensi dari gerakan hingga pernyataannya yang meninggalkan kesan buruk bagi pihak partai politik dan kalangan masyarakat.
“Saya kira sebagai seorang aktor politik yang memiliki pengalaman. Maka, DP tentu sejak awal tahu konsekuensi atas setiap gerak, perilaku dan pernyataanya dalam situasi persaingan menuju pilkada akan cenderung dilihat dalam kerangka keterkaitan dengan konteks politik. Kekeliruan akan menimbulkan image yang kurang baik dan efeknya tentu pada preferensi masyarakat,” kata Sukri, Senin (13/7).
Maka dari itu, Sukri berharap DP memahami keinginan berbagai politik. Sebab, jalur pendaftaran pasangan calon perseorangan sudah tertutup.
“Hal lainnya, DP tentu menyadari bahwa saat ini posisi Partai sebagai penjamin tiket menjadi peserta pilkada sangat krusial. Karena saat ini, sudah tidak ada jalan lain selain lewat dukungan partai politik. Dengan demikian, DP tentu harus dapat menunjukkan sikap yang dapat tetap menarik perhatian dan kepentingan partai politik. Sehingga masih tetap akan dipertimbangkan untuk diusung,” kata Sukri.
Apalagi ditengah persaingan perebutan dukungan partai politik. Hal tawar menawar adalah hal yang pasti untuk merebut atau mendapatkan rekomendasi dukungan partai politik sebagai partai pengusung.
“Ditengah persaingan para bakal kandidat berebut dukungan partai seperti ini, partai memiliki banyak potensi pilihan, sehingga tawaran yang paling menariklah dalam hal kepentingan dan kebijakan partai politik yang akan menghasilkan surat rekomendasi,” pungkas Sukri. (Abu)
