Sekolah Pascasarjana Unhas Gelar Webinar Bahas Budidaya Rumput Laut untuk Pertanian Berkelanjutan

oleh -142 views
oleh

UPDATESULSEL.NEWS –  Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin menyelenggarakan Top Scientist Webinar Series 16 yang mengusung tema “Sustainability of a Robust and Resilient Seaweed Aquaculture”. Kegiatan yang menghadirkan Dr. Anicia Hurtado (Integrated Services for the Development of Aquaculture and Fisheries, Filipina) selaku narasumber berlangsung mulai pukul 14.00 Wita secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, Kamis (25/11).

Dekan Sekolah Pascasarjana, Prof. Dr. Jamaluddin Jompa, Ph.D., dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada narasumber yang berbagi pengalaman dan informasi tentang budidaya rumput laut dalam mendukung pertanian Indonesia yang berkelanjutan. Sebagai salah satu negara penghasil rumput laut terbesar, proses pengelolaan di Indonesia masih terbatas dan belum optimal. Sehingga belum memberikan dampak signifikan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat.

Melalui webinar tersebut, beliau berharap akan menghasilkan pemahaman seputar potensi rumput laut yang dapat menghasilkan berbagai produk inovasi bernilai tinggi. Selain itu, juga menjadi wadah untuk bersama-sama memberikan pandangan dan ide untuk mengoptimalkan pemanfaatan rumput laut.

Kegiatan resmi dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kemitraan Unhas, Prof. dr. Muh. Nasrum Massi, Ph.D. Dirinya mengatakan, secara umum Unhas memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan yang secara spesifik membahas potensi rumput laut. Komoditas ini memiliki potensi besar untuk mendorong taraf kesejahteraan masyarakat melalui berbagai inovasi.

“Sebagai salah satu negara penghasil rumput laut terbesar, diperlukan kerja sama dengan berbagai pihak agar potensi ini dapat dioptimalkan. Secara berkelanjutan, apa yang dicita-citakan untuk menghasilkan pangan dengan kandungan protein tinggi dapat terealisasi melalui pengelolaan rumput laut, apalagi didukung dengan sumber daya melimpah,” jelas Prof Nasrum.

Dalam kesempatan tersebut, Dr. Anicia memberikan penjelasan seputar “Seaweed Nurseries Towards a Sustainable Farming of Eucheumatoids”. Beliau mengatakan, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan industri rumput laut yang memiliki daya saing global dari segi kuantitas, jenis dan kualitas, mengingat Indonesia merupakan salah satu dari dua negara penghasil rumput laut terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Rumput laut dapat mendukung ketahanan pangan, bahkan dapat berkontribusi pada pangan dunia. Kebutuhan rumput laut sebagai sumber protein alternatif sangat potensial untuk dikembangkan. Budidaya rumput laut secara massal juga sekaligus mampu mendukung mitigasi perubahan iklim.

“Setiap jenis rumput laut memperoleh perlakuan yang berbeda. Proses adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim perlu diperhatikan. Misalnya saja dengan melakukan upaya pemulihan secara selektif hingga pengendalian penyakit. Semua strategi intervensi fikonomik ini memiliki paralel langsung dengan praktik agronomi berbasis lahan yaitu penggunaan perawatan benih, pemuliaan dan pemilihan kultivar produktif, produksi tanaman hibrida sampai pada perlindungan tanaman,” jelas Dr. Anicia.

Produksi rumput laut di Indonesia menunjukkan peningkatan cukup signifikan yaitu sekitar 223 ribu ton pada tahun 2002 menjadi 4.54 juta ton pada 2011. Upaya peningkatan produktivitas terus dilakukan melalui identifikasi kawasan potensial pengembangan di setiap lokasi. Pengembangan kawasan budidaya rumput laut dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan biofisik perairan maupun kondisi iklim.

Setelah menyampaikan pandangannya, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Kegiatan yang dipandu oleh Dr. Abigail Moore (Sekolah Pascasarjana Unhas) selaku moderator berlangsung lancar dengan jumlah kurang lebih 100 peserta dan dijadwalkan berakhir pukul 16.00 Wita. (*/mir)