Pemkab Enrekang Disebut tak Mampu Urus Perbaikan Objek Wisata

oleh -143 views
oleh

UPDATESUSE.NEWS – Obyek wisata Lewaja yang terletak di Kelurahan Lewaja Kecamatan Enrekang sekitar 3 kilometer dari Kota Enrekang.

Obyek wisata ini pernah menjadi pusat wisata andalan masyarakat Enrekang dan Sulsel umumnya, dan menjadi salah satu sumber andalan pemasukan daerah di era sebelum pemerintahan Bupati Muslimin Bando.

Sangat berbanding terbalik dengan keadaan sekarang, pengelolaan obyek wisata Lewaja yang terkesan terabaikan dan tidak diurus, padahal selama pemerintahan Muslimin Bando anggaran miliaran rupiah sudah digelontorkan untuk sarana dan prasarana obyek wisata alam Lewaja tersebut.

Alih-alih pengembangan wisata untuk mendongkrak pemasukan asli daerah malah proyek-proyek pembangunan sarana dan prasarana dinilai mubazir dan tidak dipelihara. Ada sebahagian fasilitas yang belum pernah di fungsikan malah sudah banyak yang rusak dan retak-retak, sementara pemasukan daerah dari obyek wisata Lewaja ini tidak jelas jumlahnya selama beberapa tahun terakhir. Hal ini diungkapkan oleh aktivis LMR-RI (Lembaga Missi Reclassering Republik Indonesia) bantuan hukum di luar dan di dalam pengadilan, Suparman, prihatin melihat potensi PAD yang tidak dikelola secara profesional.

Suparman juga mengungkapkan bahwa Pemerintah Kabupaten Enrekang sebelum Bupati MB, telah mengambil langkah yang tepat untuk pengelolaan obyek wisata ini diserahkan ke pihak ke tiga dengan nilai kontrak pertahunnya kurang lebih 100 juta, dapat dibayangkan nilai 100 juta untuk PAD pertahunnya pada 12 tahun yang silam.

Pada pemerintahan Bupati Muslimin Bando, pengelolaan obyek wisata ini kembali diambil alih oleh pemerintah daerah melalui Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata yang mengelola langsung.

“Seharusnya pemerintah daerah proporsional dalam mengelola aset untuk pemasukan asli daerah, dan kalau tidak mampu mengelola lebih baik serahkan kepada ahlinya, ada banyak putra daerah yang berminat untuk mengelola obyek wisata tersebut jika pemda legowo untuk mempihak ketigakan,” kata Suparman.

Sama halnya dengan pemuda, sebut saja Rifqi, warga Talaga Kelurahan Juppandang Enrekang yang mengaku sering ke obyek wisata Lewaja pada sore hari pukul 17.00 WITA.

“Di loket tersebut tetap ada petugas yang berjaga dengan memungut Rp.15,000,- / orang tampa memberikan karcis tanda masuk,” katanya.

Dirinya melanjutkan bahwa kolam renang tersebut mestinya steril atau bersih, namun kolom tersebut dipenuhi dengan lumut, sampah-sampah sehingga kelihatan jorok, dikatakan pula bahwa sudah beberapa hari ini Rifqi sudah kapok berkunjung untuk mandi, karena setiap dari obyek wisata ini badannya gatal-gatal dan alergi.

“Saya kapok-mi ke Lewaja mandi, karena setiap saya dari sana, gatal gatal seluruh badan dan alergi, sebab air kolamnya kotor berlumut banyak sampah-sampah, pokoknya jorok!” ungkap Rifqi. (*)