Nuroji Sebut Bermain ‘Gadget’ Penyebab Rendahnya Literasi di Indonesia

oleh -51 views
oleh

UPDATESULSEL.NEWS – Anggota Komisi X DPR RI Nuroji menilai bermain gawai (gadget) menjadi salah satu penyebab sangat rendahnya budaya literasi di Indonesia. Dikarenakan, saat ini, anak-anak hingga orang dewasa di Indonesia lebih memilih bermain gawai daripada membaca. Sehingga, dampak yang ditimbulkan kurangnya minat baca pada zaman sekarang.

Nuroji menyampaikan, Indonesia tergolong ke dalam empat besar di dunia yang paling lama dalam bermain gadget. Jika dihitung per harinya rata-rata hampir enam jam.

Hal itu terungkap saat Nuroji melakukan pertemuan dengan Wakil Bupati Kabupaten Serang Pandji Tirtayasa, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, Kepada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Serang dan jajaran stakeholder lainya. Dalam rangka Kunjungan Kerja Reses di Balai Pertemuan Kantor Bupati Kabupaten Serang, Jumat, (14/05/2023) kemarin.

“Jika seperti itu saya rasa akan berpengaruh dengan proses budaya membaca, harus ada upaya juga dari pemerintah atau paling tidak lingkungan keluarga, maupun tenaga pendidik di lingkungan sekolah agar dapat memberikan pengetahuan dampak daripada gadget itu sendiri, perlu ada batasan waktu. Sehingga peningkatan budaya literasi ataupun minat baca bisa meningkat dan dapat direalisasikan,” terang Nuroji.

Politisi Fraksi Gerindra ini menjelaskan budaya menonton dan mendengar mungkin lebih efektif menyerap informasi akan tetapi itu juga yang mempengaruhi literasi di Indonesia dan budaya baca sangat rendah. Dengan demikian, menurutnya, perlu adanya dorongan orang tua, keluarga, dan tenaga pendidik untuk harus bisa membangun budaya membaca dari lingkungan sehari-hari karena dengan membaca pengetahuan akan bertambah dan dapat mengenal dunia. Untuk itu perlu ada batasan anak-anak menggunakan alat komunikasi berupa gadget.

” Di sekolah, guru-guru juga harus mewajibkan budaya membaca buku, serta saya sarankan tadi seperti dalam pertemuan pekerjaan rumah tidak hanya berupa soal hitungan akan tetapi harus juga diberikan soal menulis dan membaca. Jangan sekadar berhitung tapi baca pun sangat penting. Dengan demikian lingkungan sehari-hari maupun di sekolah harus membantu mengedukasi bahwa budaya literasi dan membaca sangat penting untuk meningkatkan budaya literasi,” ucapnya.