LMR RI Soroti Dinas KLH Enrekang Siapkan Anggaran Rp 2 M Pengadaan Bibit Ketapang

oleh -70 views
oleh

UPDATESULSEL.NEWS – Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (KLH) Pemkab Enrekang dikabarkan tengah menyiapkan anggaran besar untuk pengadaan bibit ketapang kencana tahun ini. Anggaran yang akan digelontorkan mencapai Rp3 miliar.

Proyeksi ini langsung mendapat reaksi keras dari kalangan aktivis. Mereka menilai, pengadaan bibit ketapang tak mendesak. Program ini patut dicurigai.

“Saya kira patut kita duga ada modus-modus tertentu di proyek ini. Karena saya pikir tidak urgen. Ada kebutuhan yang lebih mendesak daripada ini,” tandas aktivis LMR-RI (Lembaga Missi Reclassering Republik Indonesia) Komda Enrekang, Suparman, Selasa (23/5/2023).

Suparman menjelaskan lebih baik anggaran tersebut dialihkan ke biaya operasional dan pemeliharaan armada kebersihan. Atau pengadaan armada baru. Karena itu jauh lebih dibutuhkan saat ini.

“Mobil operasional kebersihan sudah banyak yang tidak layak lagi baknya. Sudah bolong-bolong dan mesinnya sudah macet-macet. Harusnya itu jadi prioritas,” katanya.

Suparman juga mengatakan bahwa pengadaan untuk bibit Ketapang Kencana hanya buang-buang anggaran. Seringkali proyek yang tidak prioritas seperti itu kata dia, hanya menjadi sumber korupsi.

Menanggapi hal tersebut, Kadis KLH Enrekang Gaswan mengakui bahwa memang ada dalam anggaran Dipa 2023 ini untuk pengadaan bibit Ketapang Kencana. Namun anggarannya hanya Rp2 miliar.

Dikatakan Gaswan, proyek pengadaan Ketapang Kencana belum berproses karena belum ada perintah. Namun pihaknya telah mempersiapkan segala sesuatunya jika tiba-tiba ada perintah untuk segera melaksanakannya.

Gaswan juga menjawab soal kebutuhan mendesak di KLH.

“Saya sudah memasukkan telaah kepada Bupati Muslimin Bando. Mudah-mudahan kebijakan pimpinan bisa mengalihkan anggaran tersebut sesuai kebutuhan yang paling mendesak,” ucapnya.

Gaswan juga mengeluhkan armada angkutan sampah yang ada. Jumlahnya hanya 13 unit dan tak lagi produktif.

“Itupun silih berganti masuk bengkel. Baknya sudah bolong-bolong. Biaya BBM-nya juga sangat terbatas hanya untuk satu kali pembuangan saja dalam sehari. Akhirnya, pelayanan juga masih terbatas karena kurangnya armada,” imbuhnya. (*)