Kemenkeu-Bank Dunia Kompak Ramal Ekonomi RI Bakal Minus

oleh -39 views
oleh

UPDATESULSEL.NEWS– Beberapa lembaga internasional mengubah proyeksi angka pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang paling anyar adalah Bank Dunia atau World Bank (WB). Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional minus 2% sampai minus 1,6% di tahun 2020.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional memang masih berada di zona negatif untuk kuartal III dan di sepanjang tahun 2020. Namun, zona negatifnya lebih mengecil dibandingkan pada kuartal II tahun ini yang mencapai minus 5,32%.

“Ini merupakan dampak dari COVID dan kita berharap di kuartal III ini berarti Juli-Agustus-September alami perbaikan walaupun masih di zona negatif, tapi negatifnya mengecil,” kata Suahasil saat menjadi pembicara kunci di acara Seminar Nasional Sinergi Pengawasan APIP-SPI-APH secara virtual, Jakarta, Selasa (29/9/2020).

Kementerian Keuangan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional berada di kisaran minus 2-9% sampai minus 1% pada kuartal III-2020. Sementara untuk satu tahun penuh berada di kisaran minus 1,7% sampai minus 0,6%.

Suahasil mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia memang mengalami penurunan akibat COVID-19. Namun, dirinya memastikan penurunannya tidak sedalam negara-negara berkembang dan maju lainnya.

“Dampaknya berbeda-beda, ada negara yang pertumbuhan ekonomi negatif sangat dalam, kalau dihitung bisa minus sampai belasan persen, ada yang 12%, 15%, ada yang 17%, Indonesia di kuartal II kemarin alami minus 5% di tengah pandemi ini kita alami kuartal 2 kemarin kalau dibandingkan 2019 kita alami negatif 5%,” ujarnya.

Penurunan pertumbuhan ekonomi, dikatakan Mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan ini karena pandemi COVID-19 yang membatasi kegiatan ekonomi, khususnya konsumsi rumah tangga.

“Ekonomi kita kena dampaknya, kegiatan ekonomi terjadi penurunan, penurunan konsumsi, investasi, dan ekspor-impor dan ini terjadi di ekonomi kita, tapi juga seluruh negara, semua negara alami penurunan kegiatan ekonomi,” ungkapnya. (Kiki)