GMF Bidik Investor Baru Buat Garap Pengembangan Hanggar di Makassar

oleh -64 views
oleh

UPDATESULSEL.NEWS – PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) membidik investor baru untuk menggarap pengembangan dan operasional hanggar di lahan milik AP I di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar.

Komitmen itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman dengan PT Angkasa Pura I (Persero) (AP I).

Direktur Utama GMF Andi Fahrurrozi menyebut kolaborasi ini sejalan dengan rencana bisnis GMF dalam menangkap peluang perawatan pesawat saat momentum industri aviasi bangkit kembali.

Ia menyebut kalau pandemi yang saat ini memukul sektor aviasi mendorong GMF untuk memastikan strategi pemulihan kinerja dapat terimplementasi secara maksimal.

“Strategi recovery memang masih menjadi fokus kami saat ini. Namun demikian, kami optimis bahwa industri aviasi dapat segera pulih dalam beberapa tahun ke depan. Kolaborasi ini menjadi kesempatan bagi kami untuk mempersiapkan diri dalam menangkap peluang dan mengantisipasi momentum tersebut,” kata Andi dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 27 Oktober 2021.

Sementara itu, Direktur Utama AP I Faik Fahmi mengatakan bahwa posisi Makassar tergolong strategis untuk menggarap pasar di kawasan Indonesia bagian tengah dan timur.

Disebutkan, transportasi udara di kawasan Indonesia tengah dan timur menjadi salah satu tumpuan dalam mendorong pergerakkan penumpang maupun kargo.

Moda udara menawarkan akses yang lebih mudah dan cepat dibandingkan moda transportasi lainnya. Hal ini lah yang menurutnya menjadikan Makassar sebagai pasar yang potensial untuk menjangkau kawasan Indonesia tengah dan timur.

“Kolaborasi antara kedua pihak dalam mengelola lahan tersebut dijalin guna menarik investor dalam pembangunan hanggar beserta fasilitas pendukungnya, sehingga menciptakan multiplier effect seperti pembukaan lapangan kerja, akselerasi ekonomi, serta nilai tambah bagi pemangku kepentingan,” singkat Faik.

Diharapkan, pengoperasian hanggar di Makassar yang memiliki kedekatan lokasi dengan customer di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur, dapat membantu menekan biaya operasional operator penerbangan dan memperkuat industri aviasi di kawasan domestik. (*)