Dukungan Gerindra Belum Final ke Danny Pomanto, JSI Sebut Politik Oligarki Kultur kuat dalam Pengambilan Keputusan Politik

oleh -1,157 views
oleh

UPDATESULSEL- Penegasan ketua DPC Gerindra Kota Makassar, Erick Horas yang mengatakan dukungan partainya kepada pasangan bakal calon Walikota dan Wakil Walikota Makassar, Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto- Fatmawati Rusdi Masse (ADAMA) belum bisa dibuktikan secara Final atau dengan bukti yang kuat.

Pernyataan, Erick Horas yang mengatakan dukungan partai Gerindra ke pasangan, ‘ADAMA’ belum disadari atau dibuktikan dengan rekomendasi resmi dari DPP Partai Gerindra sebagai syarat pendaftaran pasangan calon Kepala daerah yang ditetapkan oleh KPU. Apalagi, Pasangan ‘ADAMA’ merupakan pasangan yang berasal dari partai yang sama, yakni partai NasDem.

Manager Strategi Dan Operasional Jaringan Suara Indonesia (JSI), Nursandy Syam menjelaskan dalam catatan perjalan pilkada sebelumnya, dukungan sudah dikatakan final jika pasangan bakal calon Walikota dan wakil Walikota resmi terdaftar di KPU.

“Berkaca dari pengalaman di Pilkada sebelumnya, dukungan parpol bisa dikatakan final saat proses pendaftaran terjadi. Olehnya itu, dukungan parpol dengan bentuk surat tugas maupun rekomendasi belum sepenuhnya dikatakan aman hingga benar-benar dianggap memenuhi syarat dukungan oleh KPUD,” kata Nursandy Syam, saat dihubungi, updatesulsel.com, Sabtu (11/7/2020).

Lanjut, Nursandy Syam peralihan dukungan partai Gerindra di Pemilihan Walikota (Pilwali) Makassar bisa saja terjadi. Sebab, oligarki politik menjadi kultur dari proses keluarnya rekomendasi resmi partai politik dalam menentukan usungannya.

“Khusus Pilwalkot Makassar, potensi peralihan dukungan Gerindra bisa saja terjadi. Apalagi politik oligarki menjadi kultur kuat dalam proses pengambilan keputusan politik hampir di semua parpol,” ungkap, Nursandy Syam.

Nursandy Syam bahkan menilai, pelaksanaan Pilwali Makassar yang syarat akan muatan kepentingan politik, akan menjadi ajang pertarungan yang serius bagi para elite politik di Sulsel untuk memenangkan jagoannya masing-masing.

“Saya memprediksi politik injury time menguat di Pilwalkot Makassar. Mengingat status Kota Daeng (Kota Makassar) sebagai episentrum politik di Sulsel dengan berbagai variabel kepentingan yang mengiringinya,” tutup Nursandy Syam. (wan)