Andi Iwan Darmawan Aras: Sebuah Usaha Memulihkan Etika Politik

oleh -18 views
oleh

Andi Iwan Darmawan Aras adalah satu dari sedikit Legislator yang terbilang fokal pada isu-isu kebangsaan, tentu saja selain itu merupakan beban moril-intelektualnya sebagai Politisi, posisi publiknya sebagai pimpinan partai politik dengan puluhan juta kader mengharuskan dirinya untuk lebih sering berbicara dan menyampaikan public address di mana ide dan pesannya bersifat universal. Tidak hanya sebagai pembicara yang baik Andi Iwan Darmawan Aras juga dibesarkan oleh tradisi intelektual yang kuat sehingga refleksi kritisnya tentang kondisi kebatinan bangsa Indonesia lebih sering kita dapati dalam beberapa pidato politiknya.

Salah satu topik kebangsaan yang turut dibicarakan secara serius oleh Andi Iwan Darmawan Aras adalah etika politik, Diskursus yang sangat relevan dalam konteks membaca dinamika bangsa Indonesia saat ini di mana banyak aktor-aktor politik di semua tingkatan tampak mengambil jarak dari nila-nilai ideal yang dianut secara kolektif oleh masyarakat Indonesia sementara di saat yang sama pula beberapa aktor tanpa rasa malu mempertontonkan tindakan koruptif dan watak impulsif yang oleh sebagian pihak dinilai telah menjadi mentalitas yang meregenerasi dan mendarahdaging pada bangsa ini.

Kenyataan ini tampaknya memang pahit untuk diterima namun tidak boleh sampai terjadi pembiaran yang berkonkuensi panjang pada nasib bangsa Indonesia di masa mendatang. Karenanya etika politik tidak boleh berhenti dibincangkan sebagai ijtihad intelektual sehingga pada saatnya akan bertansformasi menjadi laku politik yang senantiasa diupayakan untuk menjadi standar baku dalam kaderisasi politik bangsa ini.

Pemikiran etika Andi Iwan Darmawan Aras bersumbu pada penghayatan intelektualnya tentang posisi Pancasila, Agama dan Kebudayaan dalam ruang politik bangsa ini sehingga bagi Andi Iwan Darmawan Aras etika politik tidak bisa dipisahkan dari ketiga sumber utama yang telah menjadi kepribadian inti masyarakat Indonesia.

Andi Iwan Darmawan Aras senantiasa mendorong agar Pancasila dapat menjadi nilai yang dihayati dan terinternalisasi serta terinstitusionalisasi dalam keselurahan aspek kehidupan berbangsa sehingga Pancasila menjadi nilai yang hidup dalam jiwa, pikiran, sikap, dan tindakan nyata bernegara.

Dalam banyak kesempatan Andi Iwan Darmawan Aras mengimbau para elit politik untuk naik kelas dan bertransformasi menjadi negarawan, pesan yang juga berulang kali disampaikan Buya Safii Maarif tentang Indonesia yang surplus politisi defisit negarawan. Kerja-kerja negarawan mengacu pada pemihakannya yang tegas terhadap pemerataan ekonomi serta berani memotong mata rantai kesenjangan sosial dan menuju keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indinesia. Juga menekankan pengutamaan hajat hidup rakyat di atas seluruh kepentingan, termasuk kepentingan individu pemimpin sendiri.

Demokrasi politik tidak boleh sampai merusak ikatan persatuan di antara warga bangsa Indonesia, Keterbelahan politik dan ideologi yang terjadi dalam satu dekade terakhir ini seharusnya menjadi peringatan buat kita bahwa demokrasi tidak hanya untuk demokrasi. Demokrasi juga perlu mempertimbangkan Persatuan Indonesia, juga argumen-argumen lain tentang pluralisme, Bhinneka Tunggal Ika. Semua gagasan tersebut harus ditarik dalam garis yang menyatu sebagai satu kesatuan bukan sesuatu yang terpisah dan bercerai berai.

Praktik dan konstruksi bangsa Indonesia mengenai demokrasi dan Pancasila harus diletakkkan dalam satu napas satu jiwa dan satu kesatuan sistem berbangsa dan bernegara sebagaimana diidealisasikan dan dibangun fondasinya oleh para pendiri bangsa menuju Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

Maka, dalam konteks ini kita semua memerlukan para pemimpin negara yang memiliki jiwa keterpanggilan yang mencintai rakyat sepenuh hati, lahir secara autentik dari kesucian jiwanya bukan karena pesona yang dirias dalam salon kampanye politik, di mana rakyat hanya sekadar alat yang paling cepat untuk meraih kekuasaan dengan populisme. Tetapi para pemimpin negara yang betul-betul hadir jiwa dan tindakannya untuk menciptakan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Indonesia di masa depan meniscayakan jalan kepemimpinan berkecerdasan akal budi dan visi kenegarawanan berjiwa Pancasila, agama, dan kebudayaan luhur nan autentik menuju peradaban maju yang tercerahkan.

 

*Ditulis Oleh Taufiqurrahman, Ketua Gerakan Inisiatif Millenial dan Pemuda Madani (GinMuda)