Akurasi Survei SSI Dipertanyakan, Rahmat Hidayat : Lagi-Lagi Klaim Berlebihan

oleh -920 views
oleh

UPDATESULSEL.NEWS- Sejumlah pihak mulai meragukan hasil quick survey yang dirilis Script Survey Indonesia (SSI), terkait elektabilitas pasangan calon (paslon) Bupati dan wakil Bupati Chaidir Syam-Suhartina Bohari pada Pilkada Maros 2020.

Dimana hasil survei SSI yang di laksanakan sehari setelah debat publik kandidat, hanya melibatkan 400 responden saja yang di wawancara melalui telepon. Hasilnya menempatkan paslon nomor urut 2, Chaidir Syam-Suhartina Bohari jauh mengungguli para pesaingnya yakni paslon nomor urut 3, HA Harmil Mattotorang-HA Ilham Nadjamuddin dan paslon nomor urut 1, Tajerimin-Hafid Pasha di tempatkan di posisi terendah.

Hasil tersebut melahirkan keraguan diberbagai pihak mulai bermunculan setelah dibagikannya pemberitaan secara massif di media sosial mengenai hasil survei memenangkan paslon nomor urut 2 itu.

Legislator PKS Maros Rahmat Hidayat, menilai survei tersebut berlebihan dan sangat dipaksakan. Seolah tim pemenangan Chaidir Syam-Suhartina Bohari (Hati Kita Keren) melakukan upaya penggiringan opini publik.

Belum lagi kata dia, metode survei dalam menetukan hasil elektabilitas di wilayah tertentu bukan tidak mungkin memiliki kesalahan, yang bisa berakibat fatal pada validasi hasilnya.

“kita bukan tidak percaya survei, tapi terkait pengambilan sampel (responden) oleh lembaga survei apakah itu benar-benar merepresentasikan keadaan atau mewakili jumlah pemilih di wilayah itu ? Akurasinya tentu juga jadi pertanyaan, karena tidak mencantumkan posisi dan dimana pengambilan sampelnya,’ ujar Rahmat sabtu (07/10/2020).

Akurasi hasil survei tanpa metode yang lebih lengkap melalui pendalaman dan observasi, kata dia bisa berbahaya pada hasil akhirnya. Selain itu, kredibilitas dari surveyor juga menjadi salah satu bahan pertimbangan yang patut di perhatikan.

“Bukan tidak mungkin surveyor itu memihak, bayangkan jika yang di tujukan pertanyaan oleh surveyor ‘siapakah Calon Bupati & Wakil Bupati Maros yang B/I/S Pilih?’, adalah tim atau peluncur dari paslon tertentu, jawabannya pasti kita sudah bisa tebak,” paparnya.

Legislator muda ini menegaskan jika hasil survei yang dikeluarkan oleh lembaga tertentu bukan tidak mungkin berafiliasi dengan kandidat dan berpotensi terjalinnya sebuah kerjasama mengenai hasil survei yang akan di sampaikan ke masyarakat.

“Saya pikir ini hanya upaya lawan untuk membentuk opini masyarakat melalui survei seolah mereka menang,” tegas Rahmat.

Terkait klaim menang lewat survei, Rahmat menekankan tim pemenangan kandidat lain jangan keseringan mengklaim. Ia mengajak kompetitornya untuk bekerja dengan fair tanpa melakukan cara-cara kotor untuk menang.

” Kami di tim pemenangan Maros unggul santai saja hadapi klaim survei seperti itu sudah biasa, lagian masyarakat juga sudah yakin siapa pasangan yang lebih unggul untuk dipilih,” pungkas Rahmat. (*)